Latest Free Templates

ANEEZ
Widget By: Forantum

Kamis, 26 Agustus 2010

gratis inovasi Cara Menguji Komponen Dengan Multimeter


Secara umum, para montir elektronik ketika menguji komponen menggunakan bantuan multimeter dalam bekerja. Dengan alat ini dapat diketahui baik atau tidaknya suatu komponen. Pengujian sebelum perakitan sangat penting karena komponen yang dipasang / solder dan dihubungkan dalam keadaan baik semula. Sedangkan bagi para pemula, pengujian dengan multimeter bisa dilakukan. Tetapi belum semuanya mengetahui cara-caranya.









1. Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a.             Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b.             Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c.              Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan putus.




2. Menguji Resistor / Tahanan Tetap



Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
a.             Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
b.             Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
c.              Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
d.             Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
e.             Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.

3. Menguji variabel kondensator


Menguji variabel kondensator bukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kebocoran. Hal ini disebabkan ia tidak terbuat dari bahan-bahan seperti layaknya yang dipakai dalam pembuatan elco, kondensator keramik dan lain sebagainya.
Tujuan pengujian ini hanyalah untuk mengetahui hubungan/kontak langsung antara rotor dan stator. Jika keduanya berhubungan maka tidak dapat dipakai karena korsleting sehingga menimbulkan suara gemerisik pada radio. Biasanya varco ang demikian dapat diketahui dengan cara memutar-mutar varco guna memperoleh signal (gelombang) dan diiringi suara gemerisik yang lebih tajam dari suara pancaran pemancar.
Untuk mengetahui tingkat korsleting pada sebuah varco adalah dengan :
a.             Pertama-tama memutar saklar multimeter pada posisi R x Ohm atau 1x dan K.
b.             Kalibrasi seperti biasa.
c.              Hubungkan colok (-) dan colok (+) pada masing-masing kaki.
d.             Putar rotornya. Apabila jarum tak bergerak sama sekali berarti varco dalam keadaan baik. Jika bergerak-gerak maka komponen ini terjadi kontak langsung/korsleting.
4. Menguji Dioda


Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub negatif dan positif. Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan dengan benar dan cermat. Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat beberapa hal . Pada dioda yang pernah dipakai dalam suatu rangkaian biasanya disebabkan besarnya tekanan arus sehingga tidak mampu ditahan dan diubah menjadi DC.
Cara pengujian:
a.             Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi.
b.             Hubungkan colok (-) dengan kaki negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif (katoda).
c.              Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki katoda. Bila jarum bergerak berarti dioda tersebut rusak. Jika sebaliknya (tak bergerak) maka dioda dalam keadaan baik.
5. Menguji Transformator


Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli. Hal ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
a.             Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
b.             Kalibrasi.
c.              Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
d.             Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan yang tertera pada trafo.
e.             Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
f.               Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan body trafo.
Multimeter merupakan alat ukur yang sangat berguna dalam membuat pekerjaan kita menjadi mudah, dengan mengenal pasti kerusakan, tahanan, arus, maupun tegangan. Multimeter dibagi menjadi dua yaitu :

Analog
Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Di pasaran banyak sekali berbagai macam merk yang beredar dari multimeter analog ini. Multimeter analog mempunyai keuntungan karena harganya yang lebih murah dan biasanya multimeter
analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

Digital

Multimeter digital atau Digital Multimeter hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital mempunyai bacaan ujiannya lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan. Multimeter digital mempunyai keuntungan pada ketelitian pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang koma. Tetapi mempunyai kekurangan yaitu pada harga belinya yang lebih mahal.
Maka sebagai pemula dalam elektronika, saya sarankan memakai dahulu multimeter analog. Karena sebagai "elektronik-holik" maka teman dalam mengerjakan tugas adalah multimeter.


Kebanyakan rangkaian elektronika yang juga termasuk dalam kategori elektronika arus lemah tidak bisa menggunakan listrik AC sebagai sumber tegangan (Vcc), bisa terjadi korsleting atau komponen terbakar. Hal itu sangat fatal, karena sumber daya atau sumber tegangan merupakan faktor utama penentu bagi jalannya rangkaian secara baik. Dalam elektronika arus lemah menggunakan tegangan DC sebagai Vcc (sumber tegangan). Ada yang menggunakan power suplly atau adaptor, tetapi adapula yang menggunakan baterry sebagai sumber tegangan, dengan tujuan fleksibilitas ruang gerak dan mencakup tujuan alat yang mungkin bergerak secara mobile sesuai kebutuhan (ex. Handphone, dll). Tapi pertanyaannya darimana kutub (+), kutub (-) dan ground dari baterai ?

Ini jawaban bagi kamu yang ingin menggunakkan baterai sebagai sumber vcc pada rangkaian. Dengan prinsip yang sama, susunan baterai yang lebih banyak seperti di atas akan menambah tegangan dari tambahan susunan baterai sebelumnya secara seri. Misalnya penataan baterry pada lampu senter. Tetapi dengan menggunakan sistim split seperti di atas, atau susunan baterai secara seri dengan jumlah genap, maka kita dapat mengambil ground, kutub (+) dan kutub (-) dari sistim split ini. Rangkaian ini bisa diaplikasikan pada rangkaian baterry baik itu sekali pakai ataupun battery recharge.
Penataan battery secara paralel hanya akan menambah arus pada total penataan. Apabila arus pada battery lebih besar maka daya tahan baterry akan lebih lama.
 
Gambar rangkaian di atas dapat anda aplikasikan untuk membuat adaptor atau power suplly dengan tegangan keluaran (V output 12V DC). Power supply di atas hanya dilindungi oleh capasitor sebagai pengaman apabila power supply ini dihubungkan dengan beban pada rangkaian. Maka dari itu saya sarankan memakai capasitor dengan minimal spesifikasi 35V. Untuk daya pengaman power supply yang lebih kita bisa menggunakkan transistor TIP, tapi saya belum membahasnya. Untuk dioda bridge dapat anda susun dari 4 dioda kemudian anda solder menjadi satu bridge rectifier atau anda dapat membeli jadi bridge rectifier yang berbentuk sisir (menyamping) atau kotak. Paling tidak dioda bridge saya sarankan memakai 1 Ampere, dalam rangkaian adaptor, semakin besar ampere diodanya semakin bagus jalannya arus di dalam rangkaian. Dioda bagaikan jalan tol, dan arus sebagai mobil yang melewatinya. Semakin besar dan lebar jalan tol yang ada, semakin cepat arus berjalan dan melalui rangkaian.
Untuk rangkaian power supply 5 V, anda dapat mengganti volt regulator di atas dengan tipe 7805 dan 7905. Aplikasi ini berlaku sama pada rangkaian ini. Untuk variasi rangkaian seperti fuse ataupun switch on/off dapat anda coba sendiri.
+ Transformator 18 V – CT minimal 1 A
+ Capasitor minimal 35 V

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Street Art Copyright by aneez's blog | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowtoTricks